Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Qurrota a’yun maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan ketha’atan, sehingga dengan ketha’atannya itu membahagian orang tuanya di dunia dan akhirat.”
Keturunan yang tha’at pada Allah akan menyenangkan orang tua dengan bakti dan pelayanannya. Akan menyejukkan hati orang tua dan keluarga dengan membacakan dan mengajarkan mereka mentadabburi al-Quran dan as-Sunnah. Keturunan yang taat pada Allah juga lebih bisa diharapkan menjaga keutuhan keluarga di atas agama yang mulia ini dan lebih bisa diharapkan doanya dikabulkan Allah untuk kebaikan orang tua dan keluarga.
Imam Hasan Al-Bashri ketika ditanya tentang makna ayat di atas, beliau berkata, “Allah akan memperlihatkan kepada hambanya yang beriman, demi Allah tidak ada sesuatupun yang lebih menyejukkan pandangan mata seorang muslim dari pada ketika dia melihat anak, cucu, saudara dan orang-orang yang dicintainya tha’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.”
Imam Qurthubi menjelaskan makna “Qurrata A’yunin” adalah Sesungguhnya jika manusia diberi berkah dalam harta dan anaknya, maka matanya menunjukkan kebahagiaan karena keluarga dan kerabatnya. Sehingga ketika ia mempunyai seorang isteri niscaya berkumpul di dalam dirinya angan-angan kepada istrinya berupa: kecantikan, harga diri, pandangan, dan kewaspadaan. Jika ia memilki keturunan yang senantiasa menjaga ketha’atan dan membantunya dalam menunaikan tugas-tugas agama dan keduniaan, serta tidak berpaling kepada suami yang lain, dan tidak pula kepada anak yang lain. Sehingga matanya menjadi tenang dan tidak berpaling kepada yang lainnya, maka itulah kebahagiaan mata dan ketenangan jiwa.
Perintah Allah menciptakan generasi penyejuk jiwa :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَة
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS At-Tahrim : 6).Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “Maknanya yaitu ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan keluargamu.”
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar